Ramanews|Metro – Ternyata di Kota Metro masih terdapat jembatan penyebrangan umum yang dibuat dengan bahan kayu. Jembatan itu terletak di Jalan Mindi, RT57/RW12, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara. Diperuntukkan bagi warga RT 57 yang hendak beribadah ke Musala Ar-Rahim di RT56. Saat ini kondisinya memprihatinkan dan butuh perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Metro.
Prasarana transportasi yang dibuat dari kepingan papan sebagai lantai dan fondasi yang terbuat dari bambu itu, adalah jalur penghubung antara lingkungan RT56 dengan RT 57. Papan-papan lantai jembatan sudah rapuh, mungkin termakan usia, beberapa diantaranya juga sudah bergeser dari tempatnya semula. Persis di bawahnya terdapat saluran irigasi dengan kedalaman sekitar 3 meter. Diketahui jembatan itu dibangun dari hasil patungan masyarakat setempat, untuk mendukung akses menuju tempat ibadah.
Ketua RW 12 Kelurahan Banjarsari Metro Utara, Adi Sucipto mengatakan jembatan itu dibuat oleh warga sekitar pada 2016, guna membuka jalur menuju tempat ibadah. Tapi hingga saat ini, Pemkot Metro belum juga melakukan peningkatan.
“Jembatan ini dibuat sekitar tahun 2016 dari swadaya masyarakat. Dulu, pertama kali dibuat cuma pakai bambu yang dianyam. Tapi, 2022 kemarin dibangun ulang dengan memakai papan,” kata Adi Sucipto saat diwawancarai, Rabu, 22/2/2023.
“Ini sama sekali belum pernah tersentuh pembangunan. Diusulkan untuk dibangun melalui Musrenbang sudah tiga kali, tapi mental terus. Padahal, ini penting sekali. Jaraknya cuma 70 meter dari jalan utama di depan itu, Jalan Walet,” tambahnya.
Menurut Adi, kondisi jembatan papan yang menggunakan bambu sebagai penopangnya itu, kerap membuat sejumlah pengendara nyaris terpeleset ke dalam saluran irigasi yang berada tepat di bawah jembatan.
Senada dengan Adi. Ketua RT 57, Poniman mengonfirmasi pernah ada warga yang terperosok hingga tercemplung ke dalam saluran irigasi di bawah jembatan.
“Ada dulu. Anak umur 6 tahun kepeleset jatuh. Orang tuanya dibantu warga lain sampai panik mencari tapi gak ketemu. Heboh, sampai satu kampung ikut bantu cari. Rupanya anak itu ada di kolong jembatan, kepeleset dan sampai 6 jam dia di bawah situ gak ketahuan,” beber Poniman.
“Ada juga, orang dewasa yang cemplung tercebur juga. Dia naik motor, nah motornya itu kesangkut di kayu lantai jembatan yang mencuat. Jadi, dia terpental dan masuk ke irigasi,” timpalnya.
Baik Adi maupun Poniman berharap Pemerintah Kota Metro dapat memperbaiki akses menuju musala itu, mengingat beberapa waktu lagi bulan ramadhan akan segera tiba dan aktivitas ibadah bakal lebih intens di lingkungan warga setempat.(*)[KikiAnggi]