Ramanews|Metro – Sejumlah civitas akademika di Kota Metro menyoroti perihal kerusakan infrastruktur jalan dan trotoar yang rusak parah. Pasalnya, hal itu diduga menjadi salah satu faktor pemicu kecelakaan di Bumi Sai Wawai.

Berdasarkan pantauan Ramanews.tv, kondisi infrastruktur rusak yang paling parah terdapat di Kompleks Terminal Kota Metro, Jalan Dokter Sutomo dan Jalan WR Supratman di area Kecamatan Metro Pusat, Jalan Soekarno-Hatta di wilayah Kecamatan Metro Barat, Jalan Budi Utomo, Jalan FKPPI dan Jalan Garuda di wilayah Kecamatan Metro Selatan serta Jalan WR Supratman dan Jalan Pattimura di Metro Utara. Sedangkan infrastruktur trotoar yang rusaknya yang paling parah, justru terletak di tengah kawasan pendidikan Kecamatan Metro Timur, tepatnya di ruas Jalan Ki Hajar Dewantara, depan kampus IAIN Metro dan TK PGRI.
Salah seorang dosen dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (Stisipol) Dharmawacana Kota Metro, Sutiyo misalnya. Dia membeberkan kajiannya perihal politik anggaran dalam pembangunan, khususnya upaya Pemerintah Kota (Pemkot) dalam memanajemen politik anggaran yang berdampak pada pembangunan.

“Ini isu menarik, kerusakan infrastruktur jalan yang kemudian terkait dengan catatan kepolisian, bahwa jalan yang rusak menjadi salah satu indikator penyumbang terbesar kecelakaan lalulintas. Artinya, angka kecelakaan didominasi oleh laka tunggal yang disebabkan kerusakan jalan, tentunya ini bagus untuk diskursus mengenai kebijakan dan politik anggaran yang seyogianya dimainkan,” paparnya saat diwawancarai sejumlah awak media di kampus tempatnya mengabdi, Selasa, (18/10/2022).
Pria yang menyandang status doktor dan menjabat sebagai Ketua Stisipol Dharmawacana Kota Metro itu, juga membeberkan kajiannya, terkait arah kebijakan pembangunan di Metro yang bervisi sebagai Kota Pendidikan.
“Kalau kebijakan yang dikeluarkan tidak pro terhadap pembangunan, atau misalnya terdapat keterlambatan program pembangunan yang berakibat sejumlah infrastruktur jadi tidak terawat sehingga kemudian merugikan masyarakat, artinya itu ada yang salah dan harus segera ditindaklanjuti,” tegasnya.
“Aneh, kalau di wilayah kota seperti Metro ini, jalanan di sana-sini malah rusak semua. Harusnya ini jadi prioritas pembangunan Pemkot Metro,” timpalnya lagi.
Sutiyo menilai kaberanian dalam menjalankan program pembangunan sudah menjadi hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin. Pria yang juga merupakan dosen ilmu politik itu menyarankan beberapa hal yang semestinya dilakukan oleh Pemkot Metro.
“Jika ditinjau dari aspek kepemimpinan publik, seharusnya Wali Kota Metro dapat lebih menonjolkan keberanian, misalnya dalam mengambil kebijakan pembangunan jalan sebagai program prioritas,” cetusnya.
“Kabarnya, warga memang gampang sensitif dengan pajak jika di jalan menganga banyak lubang. Seolah-olah ada hubungan langsung, seperti misalnya muncul pertanyaan, buat apa bayar pajak kalau urus jalan saja tidak bisa?” Sambungnya.
Dia menyimpulkan, jalan rusak juga mungkin dalam proses pembuatannya ada yang belum optimal. Oleh karena itu, dari aspek pengawasan publik lebih bagus juga untuk ditinjau kembali, khususnya dalam menganalisa kasus jalan berlubang.
Usai memaparkan kajiannya, pihaknya juga menawarkan solusi atas fenomena infrastruktur publik yang rusak dan menjadi penyumbang laka lantas itu.
“Kemudian, perspektif saya sebagai bagian dari akademisi, maka solusi dari persoalan ini yakni Pemkot Metro segera menunjukkan kinerja pembangunan dengan melakukan perbaikan jalan yang rusak, sehingga program prioritas terhadap pembangunan dapat benar-benar dirasakan masyarakat dan angka kecelakaan lalulintas menurun,” ujarnya
“Betul bahwa pembangunan tidak melulu bersifat fisik, tetapi sebagai kota, maka dari kaca mata politik anggaran dinilai tepat jika pembangunan infrastruktur sangat layak mendapat prioritas,” pungkasnya.
Terpisah, salah seorang mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, Abyt Agung Anggara mengeluhkan rusaknya trotoar di dekat kampusnya. Abyt yang juga merupakan Kepala Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah (Kabid PPD) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Metro itu berharap Pemkot Metro segera melakukan rehabilitasi infrastruktur, mengingat kondisi fasilitas bagi pedestarian itu yang sudah cukup parah dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan.

“Ya jelas merasa terganggu, karena kita jalan di situ susah, apalagi kalau rusaknya kayak begitu, kan kita harus jalan di pinggiran yang bawah, karena yang atas bolong-bolong kayak gitu (sambil menunjuk lubang di trotoar yang menganga). Nanti kan takutnya kayak ada kendaraan yang menyebabkan kecelakaan, kan jadi bahaya juga,” cetus Abyt saat dikonfirmasi Ramanews.tv melalui pesan singkat Whatsapp.

“Saya rasa, semua mahasiswa di Metro ini sangat menantikan aksi nyata dari Pemkot Metro, dalam hal ini merehabilitasi infrastruktur yang kondisinya memprihatinkan seperti trotoar amblas ini. Jangan cuma rencana-rencana saja, tanpa tindakan,” tandasnya.(*)[KikiAnggi]