Ramanews|Metro–Plt. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Yani Metro dr. Hartawan sampaikan kondisi oksigen di Bumi Sai Wawai dalam kondisi darurat. Pihaknya juga mengaku angkat tangan atas persoalan keterbatasan oksigen saat ini.
Hal tersebut disampaikan Plt. Direktur RSUDAY Metro dr. Hartawan dalam konferensi Pers yang berlangsung di kantor RS setempat, Jumat 30/7/2021.
“Memang pasien betul datang ke RSUD A.Yani sekira pukul 14.30 WIB. Kondisi saturasi oksigen pasien waktu itu hanya 50 persen. Kalau kita kondisi normal ini kan saturasi oksigennya diatas 90 persen. Jadi memang betul-betul dia membutuhkan oksigen,” kata dr. Hartawan.
dr. Hartawan mengaku dilema lantaran hanya terdapat dua pilihan dalam upaya penanganan pasien. Pertama jika pasien diterima, namun tidak bisa mendapatkan oksigen. Sedangkan jika tidak mendapatkan oksigen keluarga pasien akan mengajukan komplain.
“Kalau kita terima nanti di Ahmad Yani, di UGD dia tidak akan dapat oksigen. Kalau dia tidak dapat oksigen, jelas keluarga akan lebih komplain. Jadi dilemanya dua, apakah mau kita tidak terima dengan kondisi penyampaian bahwa memang kondisi oksigen kita kosong. Atau kita terima dengan keluarga komplain, ngapain terima karena oksigen kosong. Akhirnya kondisi memberatkan pasien. Itulah yang menjadi dilema bagi kita. Karena oksigen kita bener-bener yang tersegel kosong. Jadi bukan menolak,” lanjutnya.
Dirinya juga mengatakan, pasien Covid-19 yang ditangani RSUDAY penuh sehingga tak dapat menampung Yohanes. Selain itu, kondisi oksigen juga benar-benar kritis bahkan di ruang IGD terdapat 27 pasien, sementara oksigen yang terpakai ada 24.
“Artinya ada 3 pasien yang tidak menggunakan oksigen. Sedangkan di ruang isolasi ada 43 pasien Covid-19 yang sudah menggunakan oksigen,” ujarnya.
Diakuinya, masalah ketersediaan oksigen merupakan masalah nasional. Masalah oksigen tersebut juga kata dia, betul-betul menguras pikiran dan menyebabkannya stres.
“Karena oksigen ini kita benar-benar berlomba-lomba. Kita ada dua rekanan di Lamteng dan Natar. Kita juga ke PT Pusri Palembang. Tapi kita harus berpacu dengan waktu. Karena pasien Covid kami tidak berhenti. Sedangkan kebutuhan oksigen yang ada hanya cukup untuk pasien yang dirawat,” paparnya.
Dirinya juga menyebutkan, stok di Natar yang biasanya banyak. Akan tetapi saat kejadian yang di Natar pada saat itu ada demontrasi. Sehingga menghambat kedatangan oksigen.
“Biasanya maksimal pukul11 pagi datang, tapi karena ada demo di Natar yang meminta keluarga berebut oksigen, akhirnya truk-truk yang sudah MoU (bekerjasama, red) dengna rumah sakit itu tidak bisa keluar. Kondisi itu yang membuat adanya keterlambatan oksigen,” tandasnya.
Sementara itu, Walikota Metro Wahdi media menegaskan tidak ada penolakan pasien dan dipastikan stok ketersediaan oksigen Kota Metro paling kuat.
” Tidak ada penolakan pasien, saya jaminannya, terkait oksigen kita terus berusaha dan ketersediaan oksigen di Kota Metro paling kuat. Lalu terkait keluahan pelayanan non Covid-19, setiap pelayanan pasti ada keluhan, tapi tolong pikirkan juga tenaga kesehatan yang terus berjuang hingga meninggal, hari ini saja dua orang meninggal, kemarin satu, jadi tolong perhatikan, tidak ada penolakan pasien sama sekali.” Tegasnya.(*)[Anggi]