Ramanews|Metro – Pemerintah Kota Metro melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berhasil mengurangi sampah harian yang masuk ke TPAS karang Rejo, melalui program bank sampah yang ada di setiap kelurahan.
Berkolaborasi dengan TP-PKK Kota Metro, limbah rumah tangga dioptimalkan melalui Bank Sampah, dari limbah yang tidak bernilai, menjadi sesuatu yang dapat diubah menjadi rupiah. Mekanisme kerja bank sampah yaitu memilah dulu limbah-limbah sampah organik dan nonorganik.
Sampah organik bisa nasabah buang sendiri. Sementara itu, sampah nonorganik akan dibawa ke bank. Di sinilah sampah ditimbang dan dikonversi jadi nilai ekonomi. Nantinya, sampah-sampah ini dijual ke pengepul menjadi uang. Ada pula bank yang mengubah limbah nonorganik menjadi kreasi lainnya. Kreasi itu misalnya tas, taplak meja, dan lain-lain. Karya inilah yang akan dijual menjadi uang,
Uang tersebut dimiliki oleh nasabah-nasabahnya. Seperti bank lainnya, tabungan ini juga dipotong sedikit biaya operasional, sebagai ujung tombak dalam mengurangi volume sampah yang masuk di TPAS Karangrejo, Metro Utara.
Menggandeng TP-PKK Kota Metro, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Metro optimis dapat meminimalisir jumlah sampah yang setiap hari masuk ke TPAS.
“Harapannya dengan adanya beberapa Bank Sampah di tiap kelurahan, kita semua mampu mengurangi jumlah sampah yang masuk di TPAS. Dalam hal ini, seluruh elemen masyarakat kita libatkan untuk mengisi spot-spot Bank Sampah yang ada di kelurahan tempatnya tinggal. Sehingga, upaya kita dalam mengurangi sampah di TPAS bisa lebih optimal,” kata Kepala DLH Kota Metro, Ardah saat wawancara, Kamis, 27 Juni 2024.
Menggenjot para kader dan nasabah bank sampah, dinilai efektif, terbukti dengan berkurangnya volume sampah yang masuk ke TPAS karang rejo Metro Utara.
“Efektif sekali, sampah harian yang masuk rata rata 120 ton, kini menjadi 90 ton perhari, dengan adanya Bank Sampah mampu memberikan dampak positif bagi warga sekitar dalam meningkatkan ekonomi. Bank Sampah tidak hanya sebagai sarana untuk mengurangi sampah, tetapi juga bisa membangun ekonomi masyarakat dengan mengelola sampah menjadi produk yang punya nilai ekonomis,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Ardah, sampai dengan saat ini DLH tengah melakukan persiapan untuk membangun sarana pengelolaan sampah berupa Pusat Daur Ulang Sampah (PDU), agar nantinya dari sampah-sampah yang dikelola bisa menjadi produk yang mempunyai nilai guna.
“Dengan adanya Bank Sampah, jadi sampah-sampah yang masuk ke TPAS nantinya berkurang. Pastinya yang masuk nanti sampah-sampah yang sudah dipilah dan siap dikelola menjadi paving block dan sebagainya,” pungkasnya. (*)[Advertorial]