Ramanews|Metro – Senyum ramah sumringah tersungging dari sudut bibir wanita paruh baya yang berjualan aneka kudapan khas Jawa di Pasar Takjil Purwosari, Metro Utara, Kota Metro. Puji Astuti namanya.
Wanita 44 tahun yang mulai menekuni bisnis dagang kue tradisional bersama rekannya sejak 1996 itu, nampak bersemangat saat berdagang. Ramainya pengunjung Pasar Takjil Purwosari menjadi sebab semangatnya menyala-nyala kala senja di awal Ramadan saat itu.
“Alhamdulillah, dari awal dagang sampai hari ke empat ini ramai sekali yang beli, dari tadi nggak berhenti-berhenti lo pembelinya. Ada Pak Wali Kota dan Pak Sekda juga tadi mampir beli ke sini juga,” ucap wanita yang akrab disapa Mbak Puji itu sambil melayani pembeli, Minggu, 26/3/2023.
Puji mengaku biasa berjualan secara menghampar di kompleks Pasar Pagi Purwosari. Di momen Ramadan ini, dia memilih untuk ikut serta menggelar lapak dagang di pasar takjil yang diinisiasi Pemkot Metro dan pemuda Karang Taruna setempat, guna menambah penghasilan.
“Biasanya jualan di Pasar Pagi Purwosari. Tapi, dari awal puasa kemarin itu saya sudah mulai dagang di sini juga, lumayan buat tambah-tambah penghasilan kan,” bebernya.
Puji mengaku di setiap bulan Ramadan, dia bersama rekannya selalu berdagang menu takjil di tempat yang sama. Akan tetapi, berbeda dengan tahun-tahun lalu, kali ini jumlah pedagang menu buka puasa di tempat tersebut bertambah, jumlahnya bahkan mencapai ratusan. Kendati demikian, pengelolaan lapak dagang yang terstruktur dan konstruktif itu turut menyertakan fasilitas yang lebih memadai bagi pedagang.
“Sebelum-sebelumnya ya memang dagang di sini juga. Tapi, tahun ini memang lebih tertata lah, ini ada meja dan payung-payung yang bikin sejuk. Lagi pula harga sewa lapaknya juga nggak mahal, cuma Rp3 ribu saja setiap hari. Sedangkan omzet dagang bisa bertambah dua kali lipat dari biasanya. Alhamdulillah,” ungkapnya.
Aneka ragam kudapan khas tanah Jawa seperti gemblong, ketan hitam, ketan putih, brontol jagung, kue kelepon, kue kacamata, cenil, lapis, sengkulun, lupis, bolu singkong, getuk, lemet, kue bugis dan ciwel, tersusun rapi di atas nampan dan tampah yang berjajar di atas lapak dagangnya.
Harga yang dipatok untuk setiap porsi atau per potong kudapan berbahan baku singkong itu juga terbilang murah, berkisar antara seribu hingga dua ribu rupiah saja, kue dengan taburan topping gula aren cair atau juga kelapa muda yang diparut itu sudah dapat dibeli.
Tidak hanya berusaha meraup keuntungan materi, Puji berharap dagangannya itu akan bisa bermanfaat bagi masyarakat dalam memperoleh menu berbuka puasa.
“Selain berjualan takjil, saya harap ini juga bisa bantu masyarakat supaya lebih mudah mendapatkan takjil, tanpa harus membuatnya sendiri dan semoga bisa bermanfaat,” pungkasnya.(*)[KikiAnggi]