Sering Kebanjiran, Warga Yosorejo Nantikan Peran Pemkot Metro.

Ramanews|Metro – Curah hujan yang cukup deras mengguyur Kota Metro pada Senin, (18/10/2021) sekira pukul 17:00, dengan durasi hampir 2 jam, menjadikan akses utama menuju pemukiman warga di Kelurahan Yosorejo, Kecamatan Metro Timur, terendam air.

Dari hasil pantauan Ramanews.tv ke lokasi, ketinggian air yang diduga meluap dari aliran anak sungai Way Batanghari tersebut merendam jalan menuju sejumlah kediaman warga. Ketinggian air mencapai betis orang dewasa atau sekira 20-30 cm.

Salah seorang warga Jalan Tongkol RT 036 / RW 009, Weri (44) mengungkapkan, hujan deras saat itu belum seberapa jika dibanding yang pernah terjadi sebelumnya. Menurut pria yang memiliki tinggi badan sekira lebih dari 170 cm tersebut, ketinggian air saat banjir bahkan pernah mencapai sebatas dagunya.

“Sekira sejak tahun 2016, ketika hujan deras, area sekitar sini terutama rumah saya itu jadi langganan kerendam banjir. Ketinggian air bisa sampai segini nih (sambil menunjuk dagunya). Rumah saya ini cukup tinggi, tapi air yang masuk ke dalam rumah itu pernah sampai sebatas ini (sambil menunjuk kosen pintunya yang keropos), ya, yang rusak itu,” bebernya.

Dulu, lanjut dia, Dinas PUTR pernah datang meninjau daerahnya untuk memantau bagian drainase yang jebol. Namun baginya, kunjungan tersebut tak kunjung membuahkan solusi yang berarti.

“Saat hujan cukup lebat seperti tadi, biasanya saya langsung memindahkan perabotan ke tempat yang lebih tinggi. Karena yang bisa diselamatkan hanya barang-barang kecil yang bisa diangkat, pernah mobil dan motor saya tenggelam direndam banjir. Selain itu, fokus saya tertuju juga untuk mengamankan saluran listrik, karena kalau banjir itu menjangkau arus listrik, kan bahaya,” keluhnya.

Dia berharap, agar pemerintah sesegera mungkin menemukan solusi atas permasalahan ini, baginya, musibah ini menjadi sangat mengkhawatirkan.

“Semoga cepat ada solusinya. Saya sebagai warga biasa tidak menyalahkan siapa-siapa atas kejadian ini. Nggak mungkin juga saya mau menyalahkan alam yang menurunkan air hujan, saya harap pemerintah segera menemukan solusi. Mengkhawatirkan sekali musibah ini mas,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, warga sekitar, Yulius (39) mengungkapkan pendapatnya tentang banjir yang dampaknya turut dirasakan olehnya.

“Menurut saya penyebab banjir yang kerap terjadi di lingkungan sini itu, kemungkinan karena kiriman air dari area Metro Pusat sampai area di sekitar Jalan Gunung Lawu, itu mengalir masuk, tak tertampung hingga merendam ke area pemukiman warga di Jalan tongkol ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua RT 036/RW 009, Yosorejo, Muhammad Hidup menduga penyebab banjir ialah karena debit air terlalu tinggi dan kapasitas saluran air yang tak mampu menampung volume air tersebut.

“Seperti misalnya aliran air dari Rumah Sakit Ahmad Yani, kemudian aliran air dari area sekitar Chamart itu, sementara gorong-gorong di sini itu kecil, sepertinya tidak mampu menampung karena terlalu kecil,” ujarnya.

Memang, imbuh dia, rumah yang paling terdampak ialah kediaman Pak Weri. Bahkan jika genangan air sudah sampai merendam jalan aspal, bisa dipastikan rumah Pak Weri juga ikut terendam.

M.Hidup mengungkapkan, bahkan pernah saat mendiang ayah dari Pak Weri masih hidup, dia berjuang menghadapi banjir dalam kondisi terbaring sakit dan tak mampu berdiri, sehingga Almarhum harus dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi sembari bersusah-payah diangkat.

“Selain di rumah Pak Weri itu, pernah juga banjir itu menjangkau rumah di sebelahnya, yaitu rumahnya Pak Soedibyo, itu banjir sampai menjangkau ke garasinya lho. Bahkan, karena dulu dia buka usaha Warung Internet (Warnet), maka, dulu juga pernah komputernya sebanyak 15 unit terendam banjir dan rusak semua,” pungkasnya. (Kiki Anggi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *