Komitmen Kota Metro menuju sanitasi aman diwujudkan melalui Kick off Program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) yang dilakukan Senin (18/01/2021).
Aparatur sipil negara (ASN) se-Kota Metro menjadi pioner pelanggan awal LLTT guna menjadi agent of change di masyarakat.
Program LLTT menekankan untuk pemilik bangunan di Kota Metro (rumah tangga dan kantor2) melakukan sedot tinja secara reguler, minimal 1 kali dalam 3 tahun. Kick off LLTT dipimpin Wali Kota Metro Pairin di kantor wali kota dan secara online via Zoom dan Youtube.
Kegiatan ini dihadiri SNV Netherland Development Organization dan ASN se-kota Metro dari tingkat dinas, kecamatan dan kelurahan.
Pairin menyampaikan, kick off dapat memberikan pengaruh besar untuk meningkatkan akses sanitasi aman di Kota Metro setelah pada tahun 2019, Kota Metro berhasil dicanangkan terbebas buang air besar sembarangan/ODF.
Untuk mendukung target RPJMN 2024, Kota Metro menargetkan pembangunan sanitasi 95% layak dan 12% sanitasi aman. Target ini lebih tinggi dari target yang diberikan provinsi Lampung yaitu 90% layak dan 10% sanitasi aman.
“LLTT ditujukan untuk mengurangi rembesan lumpur tinja yang masuk ke lingkungan. Upaya ODF saja tidak cukup, musti ditingkatkan menjadi sanitasi aman. Aman bagi manusia dan aman bagi lingkungan kita bersama,” jelas Pairin.
Ada 4 arahan Wali Kota yang disampaikan kepada masyarakat Metro, khususnya ASN yaitu pertama, pencapaian ODF di Kota Metro merupakan kerja sama yang baik antara OPD dan menjadi capaian bersama. Kedua, seluruh ASN di Kota Metro diharapkan dapat memberikan contoh dengan mendukung LLT sebagai program startegis pemerintah.Ketiga, seluruh ASN yang memiliki rumah di Metro agar berlangganan LLTT, dan keempat Setiap kepala OPD agar dapat menjadwalkan sosialisasi LLTT kepada seluruh ASN yang dibawahinya.
Kepala Bappeda Kota Metro Bangkit Haryo Utomo menyampaikan perubahan perilaku harus dimulai dari kita sebagai pemerintah, tidak selalu menekankan di masyarakat
“Untuk itulah ASN di Metro dijadikan pioner untuk mensukseskan program LLTT, guna memberi contoh kepada masyarakat,” jelasnya.
Yang kedua, Bangkit pun menekankan kita harus mengubah cara pandang kita dan masyarakat.“Selama ini kita bangga jika septitank enggak disedot 10-20 tahun, ubah mindset itu karena 3 tahun enggak disedot maka bakteri ecolinya bisa mengontaminasi tanah dan sumber air di rumah,“ tambah Bangkit.
Bangkit pun menyampaikan di Bappeda pun sudah memiliki rencana membuat arisan septitank untuk mensukseskan LLTT.
Pada kesempatan yang sama perwakilan Dinas Lingkungan Hidup, Yerry Noer Kartiko menyampaikan jika saat ini keluhan terkait pencemaran sumur karena rembesan septitank semakin banyak, yang tidak kalah penting memastikan septitank di rumah kedap.
Menurut Yerry, Hal ini sudah masuk dalam Perda 15 terkait pengelolaan air limbah Kota Metro, dimana septic tank harus kedap dan disedot minimal satu kali dalam tiga tahun. “LLTT menjadi momentum juga untuk mengecek kembali standar septitank di rumah kita, tambahnya.
Sementara itu, Urban Sanitation Specialiat SNV sekaligus Koordinator WASH SDGs di Lampung, I Nyoman Suartana, dalam rilis, menyampaikan Metro memiliki modalitas yang kuat untuk mensukseskan program LLTT. Metro memiliki Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja, Pokja dan Garda Sanitasi dan Peraturan Daerah (Perda) tentang pengelolaan Air Limbah Domestik.
Nyoman pun menyampaikan dengan diluncurkan LLTT bukan untuk berkompetisi dengan operator swasta.
“Justru menjadi momentum untuk merangkul swasta untuk menyukseskan program ini,” tambahnya
Bambang Pujitmoko, WASH advisor SNV, pun menyampaikan jika Kick off LLTT merupakan yang pertama di Provinsi Lampung.
“Metro berpotensi menjadi tempat belajar bagi kota-kota lainnya,” jelas Bambang.