Kakon Batutegi Tanggamus Klarifikasi Soal Dugaan Arogansi di Pekonnya

Ramanews|Tanggamus – Setelah sebelumnya menjadi ramai diberitakan oleh media massa terkait adanya dugaan arogansi dari Pekon Batutegi, Kecamatan Airnaningan, Kabupaten Tanggamus terhadap sejumlah wartawan m, Kepala Pekon Batutegi, Rahmat angkat bicara.

Rahmat berusaha mengklarifikasi duduk persoalan yang terjadi. Dijelaskannya bahwa dugaan arogansi tersebut hanyalah suatu kesalahpahaman belaka.

“Jadi, dugaan itu saya kira hanya kesalahpahaman saja. Itu terjadi saat ada kunjungan dari beberapa teman media, kebetulan waktu itu saya masih ada acara pembagian BLT DD tahap 1 di gedung posyandu. Nah, saat salah satu jurnalis berkunjung, itu sempat ditemui kok oleh staf bagian keuangan saya. Sempat berbincang-bincang juga di sana,” kata Rahmat kepada Ramanews.tv, Sabtu, 1/4/2023.

“Kalau kata Darwin, Kaur Keuangan Pekon Batutegi, tujuan mereka hadir di kantor pekon itu, bermaksud ingin meminta dana publikasi atau langganan berita yang ada di pekon kami. Tapi, karena tidak sabar menunggu usai acara pembagian BLT DD tadi itu, sang jurnalis merasa seolah-olah dipermainkan dan merasa tidak nyaman. Sedangkan, agenda pembaya MoU berlangganan media dan koran itu kan diagendakan pada termin kedua pencairan dana desa. Nah, dengan sikap yang kurang elok, sang jurnalis mengambil berkas MoU yang dulu pernah dilayangkan di pekon kami,” lanjutnya.

Atas kejadian tersebut, Rahmat mengaku sangat menyayangkannya. Dia berharap agar dua pihak dapat saling mengerti.

“Memang pembayaran MoU pekon itu memang tanggung jawab kami. Tapi tolong mengerti juga lah, pencairan dana BLT DD dan insentif aparatur pekon itu pun tidak kalah penting. Itu juga kan agar roda pemerintahan dan program BLT DD bisa berjalan,” tukas Rahmat.

Menanggapi peristiwa itu, Ketua APDESI Kecamatan Airnaningan, Saibun Iskandar juga angkat bicara. Dia berharap ke depan agar antara pekon dan media bisa saling bersinergi.

“Saya harap keduanya bisa saling maklum. Bersinergi saja lah, karena media juga kan adalah corong dan kontrol sosial yang seyogyanya bisa berjalan sesuai tugas dan fungsi,” pungkasnya.[Eko Purwanto]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *