Ramanews|Metro – Jejamo Media Production tengah menggarap film fiksi drama bertajuk “Kulak Kukut” yang mengulik masakan daerah khas Lampung, Gulai Kulak Kukut sebagai gagasan primer dan sekaligus berhasil menjadikannya film pertama yang mengangkat isu budaya pangan di Lampung.
“Ya. Film ini menjadi puncak ketersinggungan batin. Betapa Lampung yang jadi salah satu penghasil rempah-rempah terbaik di dunia malah tenggelam dalam peta kuliner Nasional,” jelas Produser Film, Arif Surakhman, Sabtu, 24/12/2022.
Pria yang berdomisili di Kota Metro itu mengungkapkan dalam produksinya, film ‘Kulak Kukut’ mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah. Melalui film yang juga menjalani proses syuting di Lampung Tengah ini, penonton dapat menyaksikan kemegahan penampakan udara Monumen Kopiah Mas, mewahnya sajian tradisi kuliner Nganjar dan dapat menikmati keindahan destinasi wisata Curup Tujuh di Selagai Lingga secara visual.
Puncaknya, film pendek berdurasi 35 menit ini berhasil menampilkan Gulai Kulak Kukut dalam konsep plating yang menarik. Sebab, sejauh ini secara konsep presentasi sajian, masakan tradisional Lampung belum mampu ditampilkan dalam gala dinner even wisata nasional, meski hanya sebatas Festival Krakatau.
“Kami berharap setidaknya film ini menginspirasi Pemprov Lampung untuk menyajikan masakan tradisional semisal Gulai Kulak Kukut kepada Duta Besar perwakilan negara sahabat di Gala Dinner seperti Festival Krakatau,” tutur Arif.
“Sebagai masakan, Gulai Kulak Kukut ini boleh dibilang merupakan masakan dengan kompleksitas rasa yang mewah. Sejauh ini, menurut saya hanya Gulai Kulak Kukut yang dapat memadukan rasa tanah dari jamur dan aroma asap menjadi satu kesatuan sempurna pada gurihnya santan kelapa,” ucap pria yang juga mengantongi Sertifikat Kompetensi Juru Masak Bidang Pesta (Chef De Partie) dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Indonesian Professional Certification Authority).
Musik pengiring adegan film, serta penghubung antara scene satu dan lainnya dikomposisikan dengan melibatkan kombinasi alat musik tradisional Lampung. Sebagai komposer, Oktavian Aditya terbilang sukses mengombinasikan Talo Balak, Gambus dan Serdam. Selain ritme gitar tunggal, sastra lisan seperti Dadi juga dikomposisikan dengan apik.
Sebagai film Lampung dengan isu kuliner pertama, tak kepalang tanggung Sutradara Dede Wijaya meminta aktor pemeran tokoh Kiai Zainal (pada Hayya 2 : Hope Dream & Reality), Humaidi Abas untuk berperan sebagi Raden Harun di Film Kulak Kukut.
Penulis Skenario, Arman AZ menempatkan masakan khas dari Lampung Tengah itu menjadi objek sentra pada film. Sebagai ide cerita, Kulak Kukut menjadi penguat keterkaitan antar tokoh dalam film, yakni Ainun (Rebecca Ginting), Rozali (Gilbran Ibrahim) dan Raden Harun (Humaidi Abas).
*Sinopsis :
Film ini menceritakan Ainun, putri tunggal dari Yusuf Pangeran (Muadin Efuari) yang membuka rumah makan dengan konsep menu masakan khas daerah, Gulai Kulak Kukut menjadi salah satu menunya.
Lantaran terkenal menjual masakan khas Lampung, Ainun akhirnya menjadi mentor dari seorang Chef Restaurant Hotel bernama Rozali. Namun seiring waktu, Rozali justru jatuh hati dengan Ainun.
Sementara itu, Ibrahim (Fauzi Subing), anak lelaki tertua dari Raden Harun juga sudah sejak lama menyukai Ainun. Akan tetapi Raden Harun tidak menyukai latar belakang Ainun.
Yusuf Pangeran yang memperhatikan kedekatan putrinya dengan Rozali pun menjadi gundah, seolah tak rela Ainun menikah dengan pria dari luar daerah. Pun di satu sisi, ia juga tidak menyukai Ibrahim.(*)[Red]