Ramanews|Metro – Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Lampung mengapresiasi langkah-langkah dan upaya-upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Metro dalam pengendalian kasus stunting.
Ketua TP-PKK Provinsi Lampung, Riana Sari mengungkapkan pentingnya konvergensi dan sinergitas antar instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam mencegah dan menangani kasus stunting di Bumi Sai Wawai.
“Pemerintah pusat telah berupaya menurunkan angka stunting dan untuk targetnya di tahun 2024 Indonesia bisa terbebas dari stunting. Dalam hal ini, kami sangat mengapresiasi Pemkot Metro atas realisasi upaya pemerintah pusat tersebut,” tutur Riana Sari saat diwawancarai Ramanews.tv dalam kunjungan kerja di Kelurahan Ganjaragung, Kecamatan Metro Barat, Kamis, 13/10/2022.
TP-PKK yang berperan memastikan kondisi yang terjadi di lapangan, terkait kelancaran penerapan penanganan stunting itu, menyebut Kota Metro sudah cukup baik dalam menekan terjadinya kasus stunting di wilayahnya.
“Kota Metro ini juga banyak program wali kota yang bisa bersinergi dengan program penanganan stunting PKK Provinsi Lampung. Tentunya itu menjadi tugas dan perhatian kita semua untuk menangani kasus stunting ini, PKK tidak bisa bekerja sendiri, melainkan harus dengan kekompakan bersama,” terangnya.
“Seperti misalnya membuat program di mana pernikahan harus diawasi ketat, pra nikah dan lainnya. Itu semua berkaitan dengan kasus stunting,” timpalnya lagi.
Selain itu, lanjutnya, Riana Sari juga menyarankan pentingnya sinergitas antar OPD agar angka kasus stunting bisa menurun.
Di tempat yang sama, Ketua TP-PKK Kota Metro, Silfia Naharani mengatakan pihaknya sudah meminta OPD terkait untuk bersinergi menangani stunting.
“Kita minta semua untuk mengeroyok, mulai dari pendidikan dan semua upaya kita sudah sangat luar biasa. Kota Metro dalam upaya monitoring dan telah menunjukkan konvergensi yang dimulai dari TK yang telah dididik dengan baik,” ungkapnya.
Dijelaskan Silfia, untuk sasaran penurunan di Kota Metro telah menargetkan 570 balita. Namun, untuk realisasinya Pemkot Metro bahkan telah berhasil menekan terjadinya kasus stunting.
“Hingga saat ini yang terjadi 49 balita atau sebesar 8,5 persen. Untuk tahun 2021 terjadi 19,8 persen atau 70 balita penderita stunting,” jelasnya.
“Kota Metro ini kota kecil dengan penduduk yang bisa diakomodir, kenapa tidak bisa? Itu pasti bisa, tapi tetap harus dibantu oleh semua pihak untuk menciptakan generasi emas metro cemerlang (Gemerlang),” tandasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Ramanews.tv, diketahui Pemkot Metro dalam waktu dekat, telah menyusun strategi nasional percepatan penurunan stunting tahun 2018-2024 (Stranas Stunting) yang berlandaskan pada lima pilar, yakni komitmen dan visi kepemimpinan nasional dan daerah, kampanye nasional dan perubahan perilaku, konvergensi program pusat, daerah dan desa atau kelurahan, ketahanan pangan dan gizi dan pemantauan dan evaluasi.(*)[KikiAnggi]