Puluhan Tahun Jual Ornamen Semen, Pria Lansia ini Berusaha Mandiri

Ramanews|Metro – Lekukan di pipi dan kedua ujung mata itu semakin mengkerut, tatkala senyum ramah mengembang dari bibir seorang pria lanjut usia yang berdiri menghadap muka jalan becek yang penuh lubang di depan rumahnya, di wilayah Kelurahan Ganjaragung, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro.

Gunarto (67) namanya. Sesekali ia nampak akrab bertegur sapa dengan sejumlah pengendara sepeda motor yang tengah sibuk mengelakkan roda dua dari genangan air, di ruas Jalan Soekarno-Hatta yang nampak seperti kubangan setelah diguyur hujan beberapa waktu yang lalu.

Gunarto (67) penjual ornamen semen, warga Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Ganjaragung, Kecamatan Metro Barat.

“Sini mas, mampir! Ngopi dulu,” tegurnya kepada ku sambil membetulkan posisi topi jenis flat cap yang ia kenakan,” Selasa, (20/09/2022).

Hari itu adalah kali kedua aku singgah di kediaman pria tua yang akrab dipanggil Kakek Gun itu, setelah sekitar satu bulan yang lalu aku singgah, bertandang dan sempat berbincang-bincang banyak dengan kakek bercucu empat tersebut.

Kakek Gun yang saban hari kerjaannya membuat kerajinan berupa ornamen bangunan, pot bunga, kijing makam dan nisan berbahan dasar semen dan pasir, kala itu nampak sedikit ceria, berbeda dari sebelumnya.

“Dulu aku kerja ikut orang, pelan-pelan akhirnya bisa bikin lapak dagang sendiri. Kira-kira sudah 33 tahun,” ungkapnya.

Alhamdulillah, hari ini penjualan agak lumayan. Masih siang tapi sudah terjual loster 4 buah. Kan bisa buat modal beli semen,” imbuhnya sumringah.

Dia mengaku memilih fokus menekuni usaha tersebut sedari ia masih bujangan, lantaran modal usaha yang terbilang kecil, sementara produk tidak akan busuk meski disimpan dalam waktu yang lama.

“Ini kan ringan banget itunya, modalnya! Modal dengkul kan bisa,” ucapnya seraya tertawa kecil.

Pada masa pandemi covid-19, Kakek Gun mengaku mengalami hambatan dalam berdagang. Omzetnya menurun drastis, bahkan usahanya nyaris bangkrut. Meski begitu, dia mencoba berdamai dengan keadaan dan tetap berkomitmen berjuang mengandalkan diri sendiri mempertahankan usahanya itu.

“Hari-hari biasa untung paling kecil Rp.2 juta per bulan, kalau ramai bisa sampai Rp.5 juta. Pas pandemi, mau gimana lagi, memang pandemi bikin semua usaha terhambat. Jalani saja pelan-pelan,” keluhnya.

Perlahan tapi pasti, saat sepi pembeli, Kakek Gun memperbanyak produksi dan ketika masa wabah covid-19 mulai menurun, penjualannya kembali meningkat. Dia berhasil keluar dari masa sulit itu. Pasca pandemi omzetnya kembali pulih dan naik secara bertahap.

Beragam loster untuk ornamen bangunan itu dibanderolnya dengan harga mulai dari Rp.10, 15 dan 20 ribu. Untuk lengkung pintu, harganya mulai dari Rp.100 hingga Rp.150 ribu.

Pot bunga pun bermacam-macam rupa dan ukuran, harga berkisar antara Rp.25-100 ribu, sedangkan untuk kijing makam sekitar Rp.900 ribu sampai Rp.2,5 juta.

Dalam kemandiriannya, dia berharap, di usia senja dia sudah tidak bergantung kepada siapa pun. Kini, hanya Tuhan tempatnya bersandar, mengharapkan kebahagiaan sampai nanti menutup mata.(*)[KikiAnggi]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *