Ramanews|Metro – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Metro lakukan kegiatan Historical Walking Tour yang diikuti oleh Wali Kota, Wahdi Siradjuddin, Jum’at, (12/11/2021).
Ketua pelaksana Historical Walking Tour yang juga merupakan ketua IDI Kota Metro, dr. Agung, menjelaskan bahwa kegiatannya pada hari ini adalah kegiatan yang “menyimpang” dari profesi mereka sebagai tenaga medis.
“Kami mengadakan kegiatan ini, agak sedikit menyimpang dari profesi dan kebiasaan kami sebagai tenaga medis. Kegiatan ini pada zaman dulu kita kenal dengan istilah Napak Tilas. Yang pada zaman modern ini kita sebut Historical Walking Tour,” jelasnya.
Historical Walking Tour dapat diartikan juga sebagai suatu kegiatan menikmati wisata sejarah dengan cara berjalan kaki. Mengikuti negara-negara barat yang sudah lebih dulu melakukan kegiatan serupa, selain karena hemat dan sehat, hal itu bisa meningkatkan kekompakan dan juga lebih efisien waktu. Kegiatan itu merupakan kali pertama yang mereka lakukan di Lampung.
Selain itu, beber dr. Agung, kegiatan itu dimaksudkan sebagai salah satu sarana refreshing untuk para tenaga medis di Bumi Sai Wawai yang tergabung dalam IDI Kota Metro.
“Karna sudah dua tahun kita berkontak langsung dengan covid-19. Maka diadakanlah kegiatan ini untuk para tenaga medis, supaya fresh dan tidak penat. Mudah-mudahan covid-19 segera sirna dari Indonesia tercinta ini,” bebernya.
Anggota yang mengikuti Historical Walking Tour itu terbagi menjadi beberapa kelompok peserta, yang mana Wali Kota Metro, Wahdi termasuk ke dalam salah satu anggota tim.
Walikota Kota Metro, Wahdi Sirajuddin, mengharap kegiatan itu bisa menjadi pondasi awal dalam merawat keutuhan persaudaraan.
“Mudah-mudahan dengan berlangsungnya kegiatan ini dapat mempererat tali silaturahim dan juga dapat ikatan untuk membangun kota Metro lebih baik ke depan. Kita harus bisa untuk membenahi kota Metro ini tentunya dengan tetap menghargai nilai-nilai sejarah dan nilai-nilai budaya,” tuturnya.
Dari informasi yang dihimpun Ramanews.tv, dalam kegiatan tersebut masing-masing kelompok diatur untuk melewati beberapa tempat Cagar Budaya. Di antaranya, Menara Masjid Taqwa yang diketahui secara arsitekturnya menganut budaya Timur Tengah dan didirikan pada tanggal 21 Juli 1967.
Kemudian rombongan berlanjut melintasi, Rumah Asisten Wedana Metro, lalu dilanjut menuju Klinik Bersalin Santa Maria, yaitu rumah sakit yang tertua di Kota Metro dan aktif sejak 1938 hingga saat ini.
Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke Health Centre, yang berdiri sejak 1958 dan merupakan salah satu di antara 8 percontohan se-Indonesia. Hingga kegiatan mereka berakhir di Rumah Informasi Sejarah (RIS) yang juga dikenal sebagai Rumah Doktor Swoning yang dibagun sejak Agustus 1939. Diketahui, bangunan bersejarah tersebut fungsi awalnya adalah sebagai rumah tempat tinggal Kepala Dinas Kesehatan di masa lampau.(*)