Ramanews|Metro – Jumlah pasien terkonfirmasi penyakit Demam Berdarah (DBD) di Kota Metro mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tercatat sejak Januari hingga November 2021, hanya berjumlah 29 orang.
Dalam hal ini, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Metro, Redho Akbar mengungkapkan, kasus DBD di Bumi Sai Wawai pada tahun 2021 ini jauh lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Ya. Jadi, pada tahun 2019, terkonfirmasi 194 kasus DBD, kemudian tahun 2020, menurun menjadi 148 kasus dan pada 2021 ini angka pemaparan DBD sangat menurun, sejak Januari hingga 5 November tercatat hanya berjumlah 29 kasus,” kata Redho kepada Ramanews.tv di ruang tunggu Dinas Kesehatan Kota Metro, Selasa, (09/11/2021).
Ia menduga, penurunan angka ini boleh jadi disebabkan oleh warga yang tidak berani periksa atau melapor ke puskesmas atau rumah sakit.
“Harus diwaspadai, ada kemungkinan warga tidak melapor ke puskesmas karena takut divonis positif Covid-19. Tapi, tim kami sudah lakukan monitoring dan laporannya memang tidak ditemukan kasus yang terjadi,” imbuhnya.
Meski demikian, lanjutnya, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terlebih mengingat saat ini curah hujan semakin tinggi dan intensitasnya bertambah.
Menurutnya, pihaknya telah secara masif melakukan serangkaian upaya-upaya pencegahan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
“Kami sudah sediakan fogging. Sudah ada. Pelaksanaannya dari puskesmas, terlebih jika ada kasus, maka puskesmas akan lakukan fogging secara intensif di wilayahnya masing-masing. Kemudian, kader-kader Jumantik di tiap kelurahan itu sudah ada dan berjalan juga. Bubuk Abate juga sudah tersedia. Bahkan, yang terbaru itu ada Abate yang tablet, sifatnya effervescent, akan mudah larut. Satu tablet itu bisa untuk 20 liter air,” bebernya.
Kepada masyarakat, dia mengingatkan untuk tetap waspada, jalani pola hidup bersih dan sehat, karena DBD itu gejalanya menyerupai gejala penyakit lain, jadi diperlukan ketelitian dalam penanganannya. Jangan sampai terlambat. Kata dia, biasanya keterlambatan penanganan itu resikonya bahkan bisa menyebabkan kematian.
(Kiki Anggi)