Ramanews|Metro – Sebagian besar warga Kota Metro mungkin sudah tak asing lagi dengan nama Es Iwan, khususnya bagi mereka yang merupakan warga asli era 90an atau yang notabene memang merupakan pencinta minuman dingin.
Es Iwan merupakan salah satu produk jajanan kaki lima dalam bentuk minuman dingin varian es doger yang cukup populer di Bumi Sai Wawai. Dengan komposisi es, daging kelapa yang diserut, tapai, ketan hitam, kacang merah serta beberapa bahan tambahan lainnya, kala itu Es Iwan menjadi salah satu jajanan yang cukup digemari di kalangan warga kota setempat, khususnya bagi mereka yang tumbuh remaja sekira tahun 1990an. Disebut Es Iwan, dikarenakan penjualnya bernama Iwan.
Saat Ramanews.tv berkunjung di lokasi berdagangnya yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Imopuro, Kecamatan Metro Pusat, Om Iwan (sapaan akrabnya) sedang sibuk melayani pelanggannya. Sosoknya yang kini telah menua menjadi seorang pria paruh baya tersebut mengaku telah berjualan di Kota Metro selama 45 tahun.
“Jadi, saya berdagang es ini dari bujang, sejak tahun 1976 dan belum ada saingannya pada waktu itu. Dulu satu porsinya saya jual dengan harga 15 perak. Sekarang satu porsi harga 5.000 rupiah,” kata Iwan sembari mengernyitkan kening seolah mengingat masa lalu, Senin (25/10/2021).
Cita rasa dan komposisi dari es iwan itu selalu konsisten sejak awal dijajakannya hingga kini. Jajanan tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan minuman es semisalnya. Hanya saja, istilah es iwan tersebut terbilang cukup dikenal dan bisa dianggap sebagai salah satu pelopor jajanan es doger di Bumi Sai Wawai.
Berbeda dengan Iwan di usia muda yang selalu nampak berdagang sendiri, saat ini, di usianya yang sudah menginjak 65 tahun, Iwan terlihat berdagang dengan dibantu oleh putranya, Haris (30). Sebagai pedagang kaki lima, mereka memilih untuk tetap berdagang di pinggir jalan dengan gerobak agar lebih efektif saat berpindah tempat. Iwan mengaku telah beberapa kali berpindah tempat mangkal selama berdagang.
“Pertama kali dulu saya dagang di Taman Merdeka, lalu di sekitar Rumah Sakit Ahmad Yani, saat itu Metro masih menjadi wilayah Kabupaten Lampung Tengah. Tempat ini adalah tempat dagang saya yang ketiga kalinya,” imbuhnya.
Iwan bersama Haris mulai berdagang dengan mendorong gerobaknya dari tempat tinggal mereka di Jalan Wijaya Kusuma menuju Jalan Yos Sudarso dari pukul 11:00 sampai sehabisnya dagangan, atau sekira 17:00.
Jadi, lanjutnya, soal habis atau tidak habis itu sudah menjadi hasil ikhtiar orang berdagang. Pasti ada kalanya sepi dan ada kalanya ramai, tetap disyukuri saja rezekinya.
Dari hasil pantauan Ramnews.tv di lapak dagang beliau, intensitas kedatangan para pembeli terlihat ramai dan nyaris tak ada hentinya. Tidak sedikit diantaranya merupakan golongan menengah ke atas, pejabat daerah setempat ataupun pengusaha.
Seorang warga Metro yang kedapatan sedang membeli es Iwan, Aan Afrizal (38) mengatakan, dia dan keluarganya kerap membeli jajanan tersebut karena memang sudah suka sejak lama.
“Saya sudah dari lama suka beli es Iwan. Saya mengenal baik pedagangnya, masa mudanya Om Iwan ini dulu wajahnya mirip Rano Karno lho,” kata Aan seraya terkekeh geli.
Bahkan, tambahnya, Beberapa rekan sejawat Aan di masa remaja yang kini telah bertolak ke luar daerah, ketika pulang ke kampung halamannya di Metro juga sering mengajaknya bernostalgia, berkunjung dan membeli es Iwan. (Kiki Anggi)