Terpapar Covid-19, Taufik Hidayat harus naik ojek online untuk kerumah sakit di Metro

Ramanews|Metro–Penanganan pasien Covid-19 di Kota Metro diduga mengabaikan keselamatan masyarakat dari paparan Covid-19. Pasalnya dari beberapa kasus, usai menjalani uji swab dan dinyatakan positif Covid-19 tidak ditangani secara serius.

 

Hal ini dialami Taufik Hidayat dan keluarga, Usai menjalani isolasi dirumah sakit rujukan RSUD A. Yani Metro, Taufik Hidayat (57) dan sang anak Neneng A (29) warga Kelurahan Metro harus menaiki ojek online kerumah sakit demi penanganan medis khusus Covid-19.

 

Keputusan Taufik naik ojek online dikarenakan pihak rumah sakit diduga abai dalam penanganan Covid-19, dimana pihaknya tidak mengantarkan warga yang terpapar kerumah sakit rujukan di Kota Metro.

 

 

“Pada saat itu saya sangat takut, dimana pernapasan anak saya mengalami kesulitan, dan suhu panas badan yang cukup tinggi, karena khawatir kami melakukan rapid test mandiri. Benar saja apa yang kami pikir, dari hasil rapid test menunjukkan reaktif, namun kami mencoba untuk tenang, lalu kami laporan ke pihak Puskesmas di kelurahan Metro, tetapi petugas seolah tidak tanggap dan serius dengan kondisi kami, setelah bertahan dua hari kami lanjutkan periksa ke RS Muhammadiyah Metro untuk pemeriksaan lebih lanjut, untuk kepastian apakah positif Covid-19 atau tidak,” Kata Taufik Hidayat, saat dikonfirmasi wartawan media Jejamo.com pada Jum’at malam 19/3/2021.

 

Setelah sampai di RS Muhammadiyah Metro, Taufik dan keluarga dilakukan rapid antigen dan hasilnya positif, namun pihak rumah sakit tidak dapat menangani dengan alasan ruang penuh.

 

“Sampai rumah sakit Muhammadiyah Metro kami di rapid antigen dan hasilnya reaktif, dan disaat itu Kondisi anak saya sangat mengkhawatirkan nyaris hilang kesadaran, tetapi pihak RS Muhammadiyah Metro tidak menangani dengan alasan ruangan penuh, dan kami dianjurkan untuk ke rumah sakit rujukan RSUD A.Yani Metro, namun setelah kami tunggu cukup lama, ternyata tidak ada petugas yang mengantarkan kami layaknya pasien Covid-19, dan kami harus pulang mingguan ojek online, kemudian keesokan harinya kami pergi ke RSUD A.Yani Metro yang juga kembali menggunakan Ojek online,” cerita Taufik Hidayat.

 

Selanjutnya, Taufik menceritakan, cukup lega dikarenakan mendapatkan pelayanan cukup baik di RSUD A.Yani Metro.

 

“Setelah dirawat, keluarga tetap melaporkan kepada pihak Puskesmas, dikarenakan keluarga harus isolasi mandiri dirumah, dan berharap kami mendapatkan pemeriksaan sebagai mana mestinya penanganan Covid-19, namun tidak ada kepuasan dari pihak Puskesmas, lalu kami menanyakan obat-obatan atau vitamin, dikarenakan kami isolasi kami menghubungi Puskesmas agar dapat membantu mengirimkan vitamin, namun malah kami disuruh menggambil sendiri ke Puskesmas Metro, padahal beberapa anggota kami berstatus Reaktif dampak dari saya dan anak saya yang positif Covid-19,” cerita dia lagi.

 

Taufik merasakan kebingungan, dimana diinformasikan bahwa wabah Covid-19 sangatlah menular, namun tidak ada penanganan layaknya penyakit menular.

 

“Saya aneh saja, Covid-19 dikatakan berbahaya dan menular, tetapi kenapa kami malah disuruh mengambil vitamin di Puskesmas sendiri, kami hanya merasa aneh saja katanya menular, tapi kami kerumah sakit harus sendiri, sekedar mengambil vitamin saja harus keluar sendiri, dimana Satgas Covid-19, dimana tim medis khusus Covid-19, apakah tidak ada kontrol dan pengawasan dari pihak terkait atau Pemkot Metro, kami sangat menyenangkan penanganan Covid-19 yang sangat kurang baik dan membahayakan orang lain, dimana pasien Covid-19 harus berkeliling dan mencari rumah sakit dengan menggunakan ojek online yang tidak disertai alat pelindung diri (APD) untuk mendapatkan pelayanan dan penanganan khusus Covid-19.”sesalnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *