Ramanews,–Salah satu unsur untuk menjadi bangsa yang mandiri dan memiliki ketahanan adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul secara sosial dan ekonomi. Sedangkan untuk memiliki SDM yang unggul, kesehatan merupakan salah satu kriteria utama yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, dokter sebagai salah satu SDM kesehatan, merupakan komponen kunci untuk menggerakkan pembangunan kesehatan yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
“SDM kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar mampu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Jumat (18/12/2020).
Dalam rakernas yang bertema “Peran Strategis IDI dalam Membangun Kemandirian dan Meningkatkan Ketahanan Bangsa” ini Wapres menuturkan, laporan World Health Statistic 2020 yang diterbitkan oleh World Health Organization mencatat, angka kematian Ibu melahirkan di Indonesia adalah 177 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan dengan Malaysia yang berada pada angla 29, Thailand 37, dan Vietnam 43. Begitupun dalam tingkat kematian balita, serta prevalensi penyakit seperti Tuberkulosis (TBC) dan Malaria, Indonesia menempati tempat teratas dibandingkan negara tetangga. Untuk itu, Wapres mengimbau kepada seluruh pihak terkait agar bersama-sama membantu tenaga kesehatan untuk mewujudkan capaian yang diinginkan. Karena, hal ini bukan hanya tanggung jawab dokter melainkan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.
“Saya menyadari bahwa pencapaian indikator kinerja kesehatan di atas tidak semata-mata tugas dari para dokter dan tenaga kesehatan karena sifatnya yang multi dimensi. Sehingga memerlukan upaya dari seluruh pelaku pembangunan untuk mewujudkan capaian kesehatan yang diinginkan,” imbau Wapres.
“Namun setidaknya, IDI memiliki kewajiban untuk mendorong pemenuhan kebutuhan dokter di seluruh wilayah Indonesia,” tambahnya.
Oleh sebab itu, Wapres berpesan, dalam rakornas kali ini agar IDI dapat mendiskusikan hal-hal yang dapat meningkatkan kinerja kesehatan Indonesia. Beberapa hal tersebut diantaranya pertama, bagaimana memperbaiki pendistribusian dokter umum di tingkat fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas). Kedua, bagaimana memperbaiki distribusi dokter spesialis di rumah sakit, terutama untuk rumah sakit di luar Pulau Jawa. Ketiga, bagaimana mendorong para dokter untuk dapat terus meningkatkan pelayanan yang berkualitas mengacu pada evidence-based medicine.
“IDI harus dapat mendorong percepatan penyusunan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) beserta perkiraan biayanya agar kualitas layanan sesuai standar. PNPK ini sangat penting dalam rangka menegakkan standar pelayanan kesehatan di seluruh wilayah tanah air,” pesan Wapres.
Pada kesempatan yang sama, Wapres pun mengajak, kepada seluruh anggota IDI baik di pusat maupun di wilayah, untuk dapat menyatukan pemikiran demi kebangkitan bangsa Indonesia dari kondisi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
“Seluruh gagasan dan isu-isu strategis dari jajaran IDI di seluruh Indonesia harus dipadukan, sehingga nantinya menjadi rekomendasi strategis untuk pengambilan kebijakan,” imbau Wapres.
“Saya berharap seluruh jajaran IDI tetap memberikan dedikasi, pengabdian, dan kemampuan terbaik untuk membantu pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19, termasuk meningkatkan kampanye, informasi, dan edukasi kepada masyarakat,” lanjutnya.
Menutup sambutan, sekali lagi Wapres menegaskan, permasalahan kesehatan merupakan suatu hal yang perlu ditangani secara multi dimensi. Untuk itu, IDI diharapkan dapat terus bersinergi dengan pemangku kepentingan lainnya.
“Saya berpesan kepada segenap jajaran IDI dalam menghadapi permasalahan bangsa khususnya permasalahan kesehatan agar selalu berkoordinasi dan bersinergi dengan organisasi profesi kesehatan lainnya dan stakeholder (pemangku kepentingan) lainnya termasuk unsur akademisi, badan usaha, swasta, dan melibatkan masyarakat,” pungkas Wapres.
Sebelumnya Ketua Panitia Pelaksana Rakernas II IDI, Astronias B. Awusi, menyampaikan laporan bahwa panitia pelaksana telah menyelenggarakan kegiatan Pra Rakernas meliputi antara lain pertama, diskusi panel pendukung tema yang telah dilaksanakan pada tanggal 14, 21, 28 November dan 5 Desember 2020. Serta kedua, simposium ilmiah yang juga telah dilaksanakan pada tanggal 12 dan 13 Desember 2020. Adapun jumlah peserta terdaftar pada Rakernas II IDI berjumlah sekitar 700 peserta yang meliputi anggota Pengurus Besar IDI (PB IDI), para pengurus wilayah IDI, serta pengurus atau perwakilan dari Perhimpunan dan Keseminatan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PB IDI Daeng M. Faqih, menyampaikan harapannya agar seluruh peserta rakernas dapat berdiskusi dan mendefinisikan bersama apa yang menjadi urgensi dari kemandirian dan ketahanan bangsa ini, serta peran strategis IDI yang dapat mendorong sikap kemandirian dan ketahanan bangsa. Untuk itu, ia meminta kesediaan Wapres memberikan amanatnya kepada seluruh peserta rakernas.
“Kami mohon arahan Wakil Presiden dan Menteri Kesehatan kepada kami sebagai bekal untuk berdikusi dalam Rakernas II,” ucap Daeng M Faqih.
Sejalan dengan Daeng, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, pada Rakernas II IDI ini berpesan, agar profesi dokter tidak hanya menjadi agent of treatment (tenaga pengobatan), tetapi harus menularkan nilai profesi dan kecendekiawananya sehingga menjadikan profesi dokter sebagai agent of mental social (agen perubahan mental) dan agent of development (agen pembangunan) dalam membantu negara, salahs atunya dengan membuat strategi intervensi penanganan pandemi Covid-19.
“Saya sangat mengapresiasi peran tenaga kesehatan, khususnya dokter sebagai salah satu garda terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia,” pungkas Terawan.
Turut hadir secara virtual Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Ketua Umum PB IDI Daeng M. Faqih, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris, Para Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Para Pengurus Wilayah Ikatan Dokter Indonesia.